Situs Sumur Retno Dumilah

Semasa pemerintahan Panembahan Senopati.Retno Dumilah merupakan keturunan Adipati Madiun. Retno Dumilah meskipun perempuan menjadi senopati perang unggulan dengan senjata andalannya keris Kiai Gumarang.Pemerintahan Mataram semasa Panembahan Senopati sulit menaklukkan Madiun.Kedua belah pihak banyak kehilangan prajurit terbaiknya.

Retno Dumilah merasa perihatin banyak rakyat menderita karena dampak peperangan dengan Mataram. Banyak prajurit yang mati. Banyak janda menjadi kedinginan di malam hari.

Untuk mengakhiri penderita rakyat, Retno Dumilah harus menerima tantangan Panembahan Senopati dengan tawaran perang tanding téter satu lawan satu.Siapa yang kalah harus menerima kekalahan dan tunduk kepada pemenangnya.

Perang tanding adu kedigdayaan dan kasudibyan terjadi antara Retno Dumilah dengan Panembahan Senopati.Retno Dumilah membawa pusaka keris andalannya Kiai Gumarang.

Perang tanding sama kuatnya, Retno Dumilah sulit dikalahkan. Panembahan Senopati berpikir tidak akan melukai sedikit pun untuk mengalahkan, karena Panembahan Senopati punya pikiran kalau Retno Dumilah bisa ditaklukkan, kelak bisa menjadi andalan Mataram.

Dengan siasat dan strategi jitu Panembahan Senopati menggunakan cara Retno Dumilah digandrungi, dirayu sehångga klepek klepek. Akhirnya Retno Dumilah menerima kekalahan daripada rakyat dan prajuritnya habis dan rakyat menderita. Kekalahan Retno Dumilah berstatus menjadi wanita boyongan, dibawa ke Mataram semasa di Kotagede.

Sebelum masuk kraton Mataram di Dalem Kotagede.Retno Dumilah disengker di desa Dumilahan sebelum bernama Pilihan.Di tempat penyengkeran Retno Dumilah yang berupa rumah dan pekarangan terdapat sumur sebagai kelengkapan sebuah rumah.Setelah ditinggalkan Retno Dumilah masuk ke kraton Mataram dan diperistri Panembahan Senopati, tempat berupa rumah dan pekarangan serta sumur yang pernah ditempati Retno Dumilah, menyisakan sumur, masyarakat menyebut Sumur Retno Dumilah.